Welcome to Blog Ghea INFO Thank you for your visit Indonesian Language Blog It Is To Use It In Your Language, Use Google Translate

Selasa, 23 November 2010

Tokoh-Tokoh Ninja Yang Terkenal


Tokoh-Tokoh Ninja Yang Terkenal
  • Fuma Kotaro

    Fuma Kotaro (1550–1610) juga dipanggil kazama. Kotaro lahir di propinsi Sagami, banyak kejadian sejarah yang tidak mencatat tentang ninja ini. bagaimana aktifitasnya dan apa saja yang telah dilakukan bagai menghilang. Dia adalah keturunan kelima dari pemimpin klan Fuma yang bekerja untuk klan Hojo. di tahun 1570an Kotaro dikirim untuk membunuh Takeda Shingen, tetapi banyak cara yang telah dilakukan oleh kotaro dan ternyata gagal. Tapi ada satu kejadian di tahun 1573 dia hampir membunuh Takeda ketika Takeda melakukan penyerangan ke markas musuh.

    Pada bulan maret 1581, benteng Hojo diserang oleh pasukan Takeda Katsuyori, dia membangun benteng / markas di gunung yang berlawanan arah dengan benteng Hojo. Kotaro dan beberapa ninjanya melakukan taktik berupa serangan malam dengan beberapa orang dan berusaha memancing agar lawan menyerang. tapi taktik ini akhirnya memberikan kemenangan pada kubu klan Hojo karena Kotaro dan ninjanya melakukan serangan malam yang merusak dan menghancurkan mental pasukan lawan. Mereka membunuh banyak paasukan lawan dan membunuh secara brutal sehingga menyebabkan pasukan lawan harus berjaga tiap malam dan siang. Hal ini menyebabkan kekuatan pasukan lawan menurun dan menyebabkan ketakutan berlebihan di kalangan pasukan Takeda Katsuyori. Setelah beberapa dekade klan ninja fuma hanya menjadi sekelompok bajak laut / sekelompok bandit yang meresahkan masyarakat. Di tahun 1596 Ieyashu Tokugawa memerintahkan Hattori Hanzo untuk membekuk kelompok ninja tersebut. Hattori membangun kapal yang besar dengan perlengkapan dan meriam besar. Dia tahu kalau klan Fuma berlayar dengan menggunakan beberapa kapal2 kecil dan sebuah kapal selam kecil bernama Funakainin. Ketika kapal telah selesai dibuat Hattori dan krunya berlayar ke Selat Sou untuk mencari klan Fuma. Disana mereka menemukan markas lawan dengan beberapa kapal kecil berderet tanpa pasukan. Hattori akhirnya menembakan meriam dan menghancurkan beberapa kapal lawan. Melihat kapal lawan yang mengalami kerusakan dan berusaha melarikan diri Hattori memerintahkan kru kapal untuk mengejarnya, mereka akhirnya mengejar sampai ke sungai kecil. Ternyata ini adalah sebuah jebakan dari klan fuma untuk memancing kapal lawan ke sungai kecil dan menyerang mereka. Kotaro memerintahkan pasukannya untuk menembakkan panah api ke kapal Hattori. Karena kapal yang mulai terbakar Hattori memerintahkan krunya untuk melompat ke sungai, tetapi mereka menolak. Akhirnya Hattori memerintahkan krunya untuk melemparkan mesiu ke sungai. Hal ini sia2 karena Kotaro telah memerintahkan pasukannnya untuk melemparkan minyak ke sungai dan mulai membakarnya. Hatori dan krunya akhirnya mati di kapalnya karena terbakar. Rahasia keberhasilan ini karena adanya kapal selam kecil yang dapat menyusup ke kapal lawan dan menyulut api dari dalam

    Fuma Kotaro kemudian menghilang dalam kabut sejarah tanpa ada penulisan sejarah mengenai keberadaan dan kematiannya.



  • Hattori Hanzō

    Hattori Hanzō (1542 – 23 Desember 1596), juga dikenal sebagai Hattori Masanari, adalah putra dari Hattori Yasunaga, samurai dan terkadang dimasukkan dalam golongan Ninja yang terkenal.

    Hanzō bekerja sebagai pengawal Tokugawa Ieyasu, kesetiaannya dan keahliannya tidak diragukan lagi, bahkan dia mengaku bahwa hidup dan matinya ada di tangan tuannya. Hanzō lahir sebagai pengikut klan Matsudaira (lalu menjadi Tokugawa); dia mendapat gelar Oni-Hanzō (Iblis Hanzō) karena taktiknya yg tak mempunyai rasa takut di medan perang. Gelarnya membedakan dia dari pengawal Tokugawa lain bernama Watanabe Hanzō, yang dipanggil Yari-Hanzō (Tombak Hanzō).

    Walau lahir di Mikawa, Hanzō sering pulang ke Iga, tempat tinggal keluarga Hattori. Dia adalah samurai yang ahli dengan segala macam senjata dan penyusun taktik yang hebat. Hanzō melakukan pertempuran pertamanya di Anegawa dan Mikatagahara pada umur 16, tapi dia baru mulai dikenal sejak Nobunaga Oda tewas pada tahun 1582.

    Hattori Hanzō wafat pada tanggal 1596 di umur 55 tahun karena gejala alami. Tetapi, ada cerita yg mengatakan bahwa ninja saingannya, Kotarō Fūma, membunuhnya dalam sebuah pertempuran.

    Sampai hari ini, peninggalan Hanzō yang masih ada adalah Gerbang Hanzō, yang terdapat di Istana Kōkyo dan jalan Hanzo-mon. Makam Hanzō terdapat di kuil pemakaman Sainen-ji di Shinjuku, Tokyo. Di kuil itu juga terdapat tombak kesukaan Hanzō dan helm seremoninya.



  • Cho Gyokko (885–945)

    Nama lainnya adalah Yo Gyokko, Yao Yu Hu dan Koto Oh. Hidup Cho Gyokko hampir hilang dari sejarah, dia merupakan kunoichi pertama dan juga seorang putri dari china. Yao Yu Hu adalah seorang yang berhubungan langsung dengan kekaisaran China masa dinasti Tang. Dia sangat mahir menari dan melakukan seni beladiri. Menurut legenda kemampuan seni beladirinya memang hebat dan pernah ada cerita bahwa dia bisa membunuh macan dengan sekali pukul, dan ini yg menyebabkan dia menerima gelar Koto Oh. Ketika dinasti Tang hancur pada tahun 907 dia melarikan diri ke jepang bersama keluarga kerajaan lainnya.

    Di jepang, Cho menemukan ciri beladiri dan mengembangkan gaya dan kemampuan nya. Dia juga menemukan inti atau awal dari ilmu Ninjutsu aliran Gyokku-ryu. Dia tidak mendapatkan kehormatan karena telah mengembangkan aliran Ninjutsu ini, tetapi dia dianggap sebagai pemrakarsa awal digunakannya Kenpo china dan memodifikasinya untuk digunakan dalam Ilmu Ninjutsu tersebut. Inti dari aliran ini adalah menyerang titik vital dari lawan agar lawan dengan mudah dilumpuhkan hal ini karena ukuran tubuh Gyokku sendiri yang relatif kecil. Cho Gyokko mengajarkan ilmu ini kepada Cho Buren, yang juga mengajarkan ilmu ini kepada Jendral Ikai (dipanggil juga sebagai Ibou atau Chan Busho). Jendral Ikai adalah jendral china yang sangat jenius dalam strategi perang maupun kemampuan untuk mengobservasi keadaan perang. Pada tahun 986 dia dipermalukan karena kalah dalam perang dan memilih untuk mengasingkan diri ke jepang dan menetap di provinsi Iga dan belajar Ilmu Ninjutsu. Jenderal Ikai dilatih oleh Gamon Doshi, yang juga melatih Garyu Doshi. Garyu Doshi nantinya juga melatih Hachiryu Nyudo yang kemudian melatih Hakuunsai yang menciptakan Dojo Soke pada tahun 1156.








  • Ishikawa Goemon (1558-23 Agustus 1594)

    Seorang Ninja yang menggunakan kemampuan ninjanya untuk melakukan pencurian. Walaupun dia mengaku bila hasil jarahannya sebagian dibagikan kepada yang miskin, tetapi banyak keluarga ninja yg tidak mengakui pernah melatih Ichikawa Goemon. Dia diketahui berasal dari daerah Iga karena sebelumnya dia merupakan seorang Genin dalam aliran ninja Iga-ryu, tetapi nama Ishikawa Goemin tidak tercatat dalam catatan sejarah Ninja Iga.

    Dalam berbagai cerita, Goemon dilahirkan dengan nama Sanada Kuranoshin. Di saat muda dan pada waktu melakukan pencurian untuk pertama kali dia membunuh seseorang, hal ini meyebabkan dia menjadi buronan. Untuk menghilangkan jejak dia mengganti namanya menjadi Ishikawa Goemon. Ada sebuah cerita ttg Goemon, awalnya dia berlatih sebagai seorang ninja. Setelah berlatih beberapa lama di menemukan buku ttg seni ninjutsu, karena tidak bisa menahan nafsu dan keinginan pribadinya. Dia mencuri buku tersebut dan kabur dari desa ninja tersebut dan menjadi pencuri.

    Salah satu cerita legendaris adalah saat Ishikawa Goemon berniat membunuh Toyotomi Hideyoshi, ceritanya setelah dia bersembunyi selama satu jam di gerbang utama kuil Nanzen-ji di Kyoto. Goemon berhasil menyerang masuk dengan sembunyi-sembunyi dan sampai ke kamar tidur raja. Sayangnya sebelum sempat membunuh Toyotomi dia ketahuan karena tidak sengaja menyentuh bel di meja. Ketika dia tertangkap Goemon sempat mengatakan “Kamu (Toyotomi) yang telah mencuri seluruh isi negara ini, kamu yang melakukannya!”. Dia dieksekusi dengan cara dimasak dalam minyak yang panas di sungai kering bernama Sanjogawara. Sebelum dieksekusi Goemon sempat membuat puisi yang berisi “Ishikawa akan hilang bersamaan dengan pasir dalam aliran sungai ini, tetapi benih-benih pencurian di dunia ini tidak bakal hilang sampai akhirnya!”. Salah satu cerita mengatakan ketika Goemon dilemparkan bersama dengan anaknya, dia memegang anaknya dengan kedua tangannya sedangkan badan dan kakinya telah masuk ke dalam minyak panas, sampai pada akhirnya Goemon meninggal dan dia berhasil menyelamatkan anaknya karena masih dipegang dengan kedua tangannya.



Artikel Terkait:

Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar